Hati yang Jarang Berinteraksi dengan Al-Qur’an Ibarat Rumah Kosong

Hati yang Jarang Berinteraksi dengan Al-Qur’an Ibarat Rumah Kosong

AL-QUR’AN adalah kalam (perkataan) Allah SWT mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui perantara malaikat Jibril AS.
Mengapa kita harus senantiasa bersama Al-Qur’an? Apa yang dimaksud dengan selalu senantiasa bersama Al-Qur’an? Ganjaran seperti apa yang bisa kita dapatkan apabila kita senantiasa bersama Al-Qur’an? Apakah Al-Qur’an adalah obat dari kegelisahan? Mengapa demikian?
Nah, dalam kesempatan ini saya akan mengajak ikhwah fillah agar bisa menjadi seseorang yang bahagia dan seseorag yang bisa menggapai ketentraman hati.

Seperti yang telah saya jelaskan pada awal postingan ini, Al-Qur’an adalah Kalam (perkataan) Allah SWT. yang mana didalamnya berisi perintah dan larangan yang telah ditetapkan untuk menjadi petunjuk maupun pedoman dan penerang bagi manusia.

Mengapa kita memerlukan sebuah petunjuk, pedoman dan lain sebagainya? Bagaikan peralatan elektronik, apabila kita membeli alat elektronik maka buku panduan takkan lupa di selipkan bersamaan dengan barang yang kita belanjakan tersebut bukan? Buku panduan tersebut berguna agar alat elektronik yang kita beli tidak cepat rusak, didalam buku panduan tersebut berisi cara-cara peggunaannya, hal-hal apa saja yang harus dihindari, bagaimna cara perawatannya dan masih banyak lagi langkah-langkah dalam menjaganya.

Begitu pula pada manusia, Al-Qur’an adalah petunjuk dan pedoman dalam hidup agar hidup kita lebih terarah, terarah kejalan yang benar menuju surga Allah. Al-Qur’an Kitab terakhir dan penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Melalui perantara maliakat jibril kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai mukjizat yang Allah berikan.
Nabi SAW. bersabda dalam hadits yang artinya:
“Sesungguhnya seseorang yang didalam dadanya tiada sedikitpun dari Al-Qur’an itu, seperti rumah yang kosong (rusak)”.
Makna dengan rumah yang kosong ? Mari bersama kita membayangkan adanya sebuah rumah yang kosong, rumah yang kosong akan menjadi sarang dari setan maupun jin. Begitu pula hati kita apabila tidak selalu diisi dengan membaca Al-Qur’an maka, tak heran apabila hati kita tempat berkembang biaknya para setan dan jin.
Dan juga rumah yang selalu senantiaasa diisi dengan membaca Al-Qur’an maka, semua keluarga dan kerabatnya akan mendapatkan keberkahan dan kebaikkan yang akan memenuhi rumah tersebut. Hal tersebut sebagaimana Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata, “Rumah yang didalamnya ada bacaan Al-Qur’an, keluarga serta kerabat akan bertambah banyak dan keberkahan serta kebaikkan akan memenuhi rumah tersebut”.
Dari hadits Nabi diatas pula, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kita dianjurkan agar senantiasa selalu bersama Al-Qur’an, Al-Qur’an bagaikan penyejuk kehidupan, dan dengan selalu senantiasa bersama Al-Qur’an membuat hati kita terisikan dangan kalam Allah yang mulia, sehingga hati kita terhindar dari hal-hal yang dapat merusaknya, karena apabila hati kita telah rusak maka seluruh anggota badan kita akan rusak, sebaliknya apabila hati kita baik maka seluruh anggota tubuhpun akan baik, hal tersebut telah dijelaskan dalam hadits Nabi SAW.
Adapun pahala yang kita dapatkan dari membaca Al-Qur’an bukan dihutung dari berapa kalimat yang kita baca, namun itu dihitung dari setiap huruf yang kita baca seperti yang kita ketahui Alif Lam Mim dihitung 3 huruf dan masing-masing mendapatkan 10 ganjaran pahala, Alif 10, Lam 10 dan Mim 10.
Dan apabila kita membaca setiap harinya berapakah ganjaran yang bisa kita dapatkan? Hal ini telah memperjelas bahwa barang siapa yang senantiasa berinteraksi dengan Al-Qur’an akan membawa banyak keberkahan dan kebaikkan, dan hal tersebut bukan hanya kita sendiri yang merasakannya namun semua keluarga dan kerabat kitapun mendapatkan percikkannya , membuktikan betapa Allah sangat mencintai hamba-hambanya yang selalu senantiasa bersama Al-Qur’an.

Berbanggalah kita sebagai umat Nabi Muhammaad SAW. karena kita memiliki Al-Qur’an, yang mana Al-Qur’an tersusun dari bahasa Arab dan bahasa arab sendiri adalah bahasa para penghuni surga. Iya, bahasa yang terdapat didalam Al-Qur’an adalah bahasa Arab, bahasa yang akan kita gunakan disurga kelak.

Masih kurangkah hal-hal ini untuk menggerakkan hati kita agar selalu senantiasa bersama Al-Qur’an? Al-Qur’an sangat begitu mulia, pedoman hidup para manusia, apabila kita selalu bersamanya maka tak diragukan lagi kita mendapatkan hidup yang berkah dan selalu dalam petunjuk yang mengantarkan kita ke surga Allah. Kita tak bisa mengubah isi dari Al-Qur’an tetapi, Al-Qur’an mampu mengubah hidup kita yang terpuruk menjadi lebih baik dan sejahtera.

Share:

Mulutmu Harimaumu

MULUT MU HARIMAU MU

MULUTMU adalah harimaumu. Kalimat tersebut mungkin tak asing lagi bagi kita, apa lagi pada zaman sekarang kalimat tersebut seringkali terdengar sebagai suatu kewaspadaan terhadap dampak yang akan kita rasakan apabila tak menjaga perkataan yang akan keluar melalui lisan kita.
Mengapa diibaratkan bagaikan harimau? Karena, seekor harimau terkenal akan terkamannya yang menakutkan, bisa kita bayangkan bagaimana apabila lisanmu sendiri menjadi seekor harimau yang akan menerkammu? Sungguh kejadian yang menakutkan bukan?
Maksudnya adalah agar kita selalu senantiasa menjaga lisan kita dalam setiap mengeluarkan perkataan yang baik, dan janganlah mengeluarkan perkataan buruk yang membuatmu akan binasa karena perkataanmu sendiri, dapat kita ketahui perkataan yang buruk tersebut seperti, berbicara yang sia-sia, berdusta, mengejek orang lain dan masih banyak lagi.
Tak sedikit kalam Allah dan hadits Nabi yang memerintahkan kita agar selalu senantiasa menjaga lisan. Seperti kata mutiara yang berbunyi “Manusia itu akan dinilai dari dua anggota tubuhnya yang paling kecil, yaitu “hati dan lidahnya.”
Hati dan lidah adalah dua hal yang saling berhubungan. Kedua anggota tubuh tersebut memang terlihat kecil, namun kedua anggota tubuh ini adalah sesuatu yang sangat berpengaruh pada pandangan (penilaian) seseorang terhadap kita, mengapa demikian?
Karena semua perkataan yang keluar dari mulut atau perkataan yang kita ucapkan sudah mampu menjadi penggambaran dari apa yang ada dalam hati kita. Apabila semua perkataan yang keluar adalah perkataan yang baik maka, tak diragukan lagi bahwa hatinya juga baik, begitu pula sebaliknya apabila perkataan yang kita keluarkan adalah sebuah perkataan yang buruk maka, hal itu dapat menggambarkan bagaimana kualitas hati kita.
So, jadilah seseorang yang selalu mengatakan perkataan yang baik dan benar sebagaimana firman Allah SWT, dalam QS. Al-Ahzab ayat 70 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.”Dari ayat di atas telah jelas bahwa Allah SWT memerintahkan kita agar selalu senantiasa mengatakan perkataan yang benar. Allah memerintahkan kepada kita agar menjadi seseorang yang bertaqwa dan selalu mengatakan perkataan yang benar, perkataaan yang dapat mendatangkan pahala, perkataan yang dapat bermanfaat bagi orang lain, perkataan yang bisa menjadi sebuah motivasi

Apabila perkataan yang kita keluarkan dapat merubah hidup seseorang maka kita akan mendapatkan sebuah pahala, dan apabila ia mengajarkan kepada orang lain maka InsyaAllah, Allah akan memberikan pahala kepada kita karena, perkataanmu menjadi sebuah amal jariyah, amal yang pahalanya tidak akan terputus hingga kapanpun. Sebaliknya, apabila kamu mengeluarkan perkataan yang buruk atau perkataan yang tidak baik, maka berhati-hatilah kamu akan perkataan yang akan mendatangkan malapetaka pada dirimu sendiri.
Oleh karena itu, marilah kita selalu senantiasa mengeluarkan perkataan yang baik. apabila kamu mengetahui perkataan yang kamu keluarkan akan sia-sia lebih baik kamu diamlah sebagaimana kata hadits Nabi yang artinya “Berkatalah dengan perkataan yang benar atau hendaklah ia diam.”
Mengenai hadits tersebut Imam Syafi’i ra. Menjelaskan bahwa, jika seseorang ingin mengatakan seseatu, maka hendaklah ia memikirkan terlebih dahulu apa yang hendak ia ucakan, jika kira-kira baik dan memiliki efek yang positif maka ucapkanlah, namun jika bahkan menimbulkan kegaduhan atau menyinggung orang lain, maka lebih baik ia simpan rapat-rapat dalam hatinya sendiri.

Share:

AL-QUR’ANUL KARIM

AL-QUR’ANUL KARIM

Manakah kata yang lebih indah dari kata kata yang berada dilangit dan dibumi, suaKata-kata yang bila mana disebutkan bergetar hatiyang mendengarnya.Kata yang bila mana dihayati, berlinang air matamenetes dari pelupuk matanya.
Suatu mukjizat yang sangat agung dan muli, diberikan oleh yang maha kuas, kepada kekasih yang dicinta, untuk segenap ummat manusia yang diturunkan melalui pelantara nya yang luar biasa yakni ruh al-amin.
Inilah kata kata yang paling inda,paling agung, paling mulia, paling utama dan tiada duanya, kita seorang muslim menyebutnya dengan sebutan AL-QUR’ANUL KARIM.
Mampukah wahai bumi?
Mampukah wahai yang didalamnya?
Mampukah wahai kalian semua? Jawablah! Mampukah?
Sekali kali tidak!
Meskipun kalian datangkan sekutu berkabilah kabilah tuk menolong
Maka sekali kali tidak!
Oleh karena itu bacalah dengan menyebut nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menciptakan manusia dalam sebaik baik bentuk, mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya dan menjadikan manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini, yang tak lain agar kamu sekalian beribadah, bertaqwa dan berserah diri hanya kepadanya.

Share:

Sabar dan Syukur

2 kendaraan yang menenangkan
Mana yang lebih utama antara sabar dan syukur.. 2 sifat ini adalah sama sama utama..
Kunci kebahagiaan hidup adalah Sabar dan Syukur. Kita bersabar atas segala penderitaan dan cobaan yang ada. Entah itu kehilangan harta, sakit, kehilangan keluarga, dan sebagainya. Sabar itu adalah saat pukulan pertama. Sabar itu di awal musibah. Bukan setelah marah-marah habis-habisan, baru sabar. Baru reda. Bukan itu.

Syukur itu artinya selalu berterimakasih atas apa yang ada seberapa pun kecilnya itu. Bahkan orang yang bersyukur saat musibah terjadi, selain beriman dia akan jadi orang yang bahagia. Meski berikhtiar dengan sungguh-sungguh dan berdoa, dia selalu tawakkal kepada Allah. Apa pun hasilnya dia terima sebagai taqdir keputusan Allah untuk dirinya. Itulah yang terbaik meski itu pahit bagi dirinya

Iman terbagi menjadi dua, separuh dalam sabar dan separuh dalam syukur. (HR. Al-Baihaqi)

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.

Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar. [Fushilat:34-35]

Allah Swt. berfirman, “..Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun” (Sesungguhnya kami adalah milik Alloh dan kepada-Nya-lah Kami kembali.)” (QS. Al Baqoroh [2] : 155-156)

Dari Anas bin Malik, beliau berkata,

”Nabi SAW pernah melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kuburan. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Bertakwalah pada Allah dan bersabarlah.” Kemudian wanita itu berkata,”Menjauhlah dariku. Sesungguhnya engkau belum pernah merasakan musibahku dan belum mengetahuinya.” Kemudian ada yang mengatakan pada wanita itu bahwa orang yang berkata tadi adalah Nabi SAW. Kemudian wanita tersebut mendatangi pintu (rumah) Nabi SAW. Kemudian dia tidak mendapati seorang yang menghalangi dia masuk pada rumah Nabi SAW. Kemudian wanita ini berkata,”Aku belum mengenalmu.” Lalu Nabi SAW bersabda, ”Sesungguhnya sabar adalah ketika di awal musibah.” (HR. Bukhari, no. 1283)

“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri kepada-Mu” [Al A’raaf 126]

Jika kita mendapat kurnia dari Allah, hendaklah kita ucapkan “Alhamdulillah” (segala puji bagi Allah).

Ada empat perkara, barangsiapa memilikinya Allah akan membangun untuknya rumah di surga, dan dia dalam naungan cahaya Allah yang Maha Agung. Apabila pegangan teguhnya “Laailaha illallah”. Jika memperoleh kebaikan dia mengucapkan “Alhamdulillah”, jika berbuat salah (dosa) dia mengucapkan “Astaghfirullah” dan jika ditimpa musibah dia berkata “Inna lillahi wainna ilaihi roji’uun.” (HR. Ad-Dailami)

Jika kita bersyukur/berterimakasih atas nikmat Allah, niscaya Allah akan menambah nikmatNya kepada kita. Jika tidak, maka kita akan disiksa olehNya:

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” [Ibrahim 7]

“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. ” [An Nisaa’ 147]
Share:

Cara menghafal Al Quran dengan Mudah

Menghafal Al Qur’an dengan Mudah

Oleh : Muhammad Ridho Muhyiddin


    Di zaman sekarang ini sudah banyak sekali anak-anak ataupun orangtua yang sudah mempunyai hafalan Al Qur’an dan kebanyakan masyarakat yang belum menghafal atau belum bisa menghafal ingin tahu cara menghafal orang-orang tersebut.
    Disini Insyaa Allah saya akan memaparkan beberapa cara yang bisa pembaca gunakan untuk menghafal Al Qur’an. Dan beberapa cara tersebut adalah sebagai berikut :
Yang Pertama, Menghafal dengan cara mengulang-ulang, cara ini mayoritas dipakai oleh kebanyakan penghafal Al Qur’an. Seperti yang kita ketahui dengan bahwa menghafal dengan cara mengulang sudah melekat dalam diri kita di kehidupan sehari-hari. Dan dengan mengulang-ulang bacaan Al Qur’an tanpa kita sadari kita sudah mampu menghafalnya. Contoh yang paling konkrit misalnya membaca Surat Yaasin yang sering dibaca di malam Jum’at atau Surat Al Waqiah, Surat Ar Rahman dan lain lain.
Yang kedua, Menghafal dengan cara memaknai bacaan, menghafal dengan cara ini sangat jarang karena ketika kita ingin menghafal Al Qur’an kita harus paham terlebih dahulu apa yang mau kita baca tersebut atau apa arti dari ayat yang mau kita hafal tersebut. kebanyakan yang memakai cara ini adalah orang-orang yag sudah selesai menghafal atau sudah khatam Al Qur’an tapi karena belum tau artinya jadi mereka mengulang kembali atau murajaah dengan cara ini dan juga orang-orang yang fasih dalam berbahasa Arab.
Yang ketiga, Menghafal dengan cara mendengarkan, cara ini lebih ke mendengarkan bacaan Al Qur’an orang lain seperti zaman Rasulullah SAW yang ketika itu Sahabat Nabi SAW menghafal dengan mendengarkan ayat Al Qur’an yang dilantunkan Rasulullah SAW karena ketika itu masih sedikit yang bisa baca tulis. Dan di zaman sekarang ini lantunan ayat Al Qur’an sudah bisa kita akses dengan mudah. Sehingga memudahkan kita untuk menghafal dengan cara ini.
Yang keempat, Menghafal dengan cara menulis terlebih dahulu, cara ini sudah sering dilakukan para Ulama zaman dahulu. Dan sebagian dari penghafal Al Qur’an ada yang cocok dengan menuliskan ayat-ayat yang akan dihafalkannya. Seperti ketika kita mendapatkan ilmu yang kita rasa penting dan kita mencatatnya atau menuliskannya. Dan seperti itulah cara yang keempat ini.
Tetapi sebenarnya cara apapun yang bisa kita lakukan diatas, tidak lepas dari mengulang-ulang bacaan sampai kita bisa mengucapkannya tanpa melihat mushaf sedikit pun. Cara-cara diatas hanya permulaan atau langkah pertama yang dilakukan para Penghafal Al Quran agar mudah saat mulai menghafal. Sedangkan cara yang paling ideal tidak bisa dipastikan karena setiap penghafal Al Quran berbeda-beda.
Kesimpulannya, apapun cara yang kita gunakan untuk menghafal Al Quran, yang paling penting kita merasa betah dan nikmat dalam menghafal. Sehingga kita bisa mudah untuk mengingat hafalan Al Quran yang kita hafal tersebut.
Wallahu ‘alam bisshawab.
Share:

Manfaat Senyum

Manfaat Senyum

Oleh muhammad faiz alhafidz
Rasulullah SAW bersabda bahwa anak keturunan Adam memiliki kewajiban untuk bersedekah setiap harinya sejak matahari mulai terbit. Seorang sahabat yang tidak memiliki apa pun untuk disedekahkan bertanya, "Jika kami ingin bersedekah, namun kami tidak memiliki apa pun, lantas apa yang bisa kami sedekahkan dan bagaimana kami menyedekahkannya?"

Rasulullah SAW bersabda, "Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah." (HR Tirmizi dan Abu Dzar).

Dalam hadis lain disebutkan bahwa senyum itu ibadah, "Tersenyum ketika bertemu saudaramu adalah ibadah." (HR Trimidzi, Ibnu Hibban, dan Baihaqi).

Salah seorang sahabat, Abdullah bin Harits, pernah menuturkan tentang Rasulullah SAW, "Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah SAW." (HR Tirmidzi).
Senyum itu sendiri mempunyai berbagai manfaat untuk kita. Yaitu :
1. Meringankan beban pikiran
2. Menjaga silaturahmi
3. Menebar kebaikan
4. Merilekskan otot pada wajah
5. Meningkatkan percaya diri
6. Meningkatkan kesehatan
7. Senyum itu bisa menular

Meskipun ringan, senyum merupakan amal kebaikan yang tidak boleh diremehkan. Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apa pun, sekalipun itu hanya bermuka manis saat berjumpa saudaramu." (HR Muslim).

Mungkin kita sering berpikir bahwa sedekah itu berkaitan erat dengan harta benda seperti pemberian uang, pakaian, atau apa pun yang bisa langsung dinikmati penerima dalam bentuk materi. Hal itu juga mungkin yang ada dalam pikiran para sahabat Rasulullah SAW, sehingga mereka sangat gelisah kemudian mempertanyakannya.

Karena itu, tidak semestinya seorang Muslim membiarkan satu hari pun berlalu tanpa dirinya terlibat dalam kegiatan bersedekah. Jika kita punya wawasan sempit mengenai pengertian bersedekah, tentulah hal itu menjadi mustahil.

Di antara keistimewaan sedekah adalah menolak bala (musibah). Dari Sayyid Ali Ar-Ridha, dari Sayyid Ja'far Ash-Shadiq, dari Sayyid Ali Zainal Abidin, dari Ali bin Abi Thalib Radiyallahu Anhum, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sedekah itu dapat menghindarkan diri dari kematian yang tidak baik, menjaga diri dari tujuh puluh macam bencana."

Imam Ibnul Qoyyim RA dalam bukunya al-Wabil ash-Shayyib berkata, "Sesungguhnya sedekah bisa memberikan pengaruh yang menakjubkan untuk menolak berbagai bencana, walaupun pelakunya orang yang Fajir (pendosa), zalim, atau bahkan orang kafir."
Share:

Ujian Tasmi' Kenaikan Juz


Depok - Pada Hari Sabtu, Tanggal 2 Februari 2019, Ujian Tasmi' Kenaikan Juz Perdana digelar Pondok Pesantren Daar El Manshur yang diperuntukkan bagi Santriwan, Santriwati dan Mahasantri yang sudah menyelesaikan hafalan 1 Juz. Dan Santri yang menjadi Pentasmi' dalam Ujian kali pertama ini adalah ananda Rozan (Juz 30), Umar (Juz 30), Sultan (Juz 30), dan Juliyandra (Juz 30). Dan yang menjadi Penyimak keempat Santri tersebut adalah ananda Farid.

Dan Ujian Tasmi' ini bersifat wajib bagi Santriwan, Santriwati dan juga Mahasantri karena bertujuan untuk mengokohkan kembali hafalan yang telah disetorkan kepada Ustadz dan Ustadzah penerima Setoran sebelum melanjutkan ke Juz lainnya.

Share: