Gedung dan langit

Gedung Dan Langit
Oleh: Faiz alhafidz
Langit tetap berwibawa, menajubkan, dan dikagumi, walau par gedung ribut telah mampu mencakar nya. Biarlah semua manusia berkata gedung telah mampu mencakar langit. Toh kenyataanya langit tetap tak tersentuh.

Ia diam saja,langit tetap menghiasi pemandangan para penduduk bumi. Memberi petunjuk warna, awan, matarai, bintang, dan aurora yang spketakuler. Memberi manfaat yang tidak habis habis nya

Tak usah kau hiraukan ucapan para gedung, wahai langit. Ingatlah pencipta mu tidak akan menyiayiakan sedikit pun kebaikan mu. 
Share:

Memaknai Hakikat Kehidupan di Dunia

Memaknai Hakikat Kehidupan di Dunia
Oleh : Nuril Anwar


           Di mulai dari alam rahim saat kita memulai mengemban amanah dari  Allah SWT untuk menjadi Khalifah di bumi yang akan kita tempati kemudian kehidupan dunia kita mulai dari mulai bayi, anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua sampai meninggal kan dunia ini untuk berjumpa lagi dengan Allah SWT begitulah siklus kehidupan manusia yang mana hanya orang-orang yang paham dan beruntunglah yang dapat memaknai arti dari kehidupan di dunia ini. 
            Seiring dengan berjalannya waktu dan zaman sekarang kita sudah mulai melewati tahap demi tahap kehidupan di dunia ini namum apakah kita sadar bahwa kita telah melewati tahap-tahap itu? Nyatanya Fenomena sekarang banyak orang yang tidak sadar terhadap hal itu orang lebih sibuk memikirkan hal-hal yang bersifat duniawi seperti besok mau ngapain, besok mau kerja apa, besok mau makan apa, besok mau ke mana dan lain sebagainya padahal tidak yang dapat menjamin apakah besok kita masih di beri kesempatan untuk bernapas atau tidak. Tanpa sadar bahita telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupan di dunia ini bahkan kita tidak tahu apa saja yang telah kita lakukan dan kerjakan selama kita hidup di alam dunia
             Tidak sedikit juga orang yang tidak tahu atau tidak paham bagaimana cara mereka memaknai kehidupan di dunia padahal mereka orang-orang yang berilmu dan terpandang. Ini terjadi karena kebanyakan dari mereka hanya berilmu  yang bersifat duniawi saja mereka lupa bahwasanya untuk mencapai kesuksesan hidup kiat juga harus paham keilmuan dunia & akhirat sebagai mana dalam hadist yang artinya 
" Barang siapa yang menginginkan kebaikan dunia maka hendaknya dengan ilmu, barang siapa yang menginginkan kebaikan akhirat maka hendaknya dengan ilmu juga, Dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka hendaklah denah ilmu juga."
               Seorang muslim  yang berilmu pasti paham mengenai hakikat mereka hidup di dunia ini baik itu tujuan, apa yang harus di lakukan, apa yang harus di persiapkan, dan apa saja yang menjadi tugas serta kewajiban yang harus mereka lakukan atau tinggalkan. Karena kehidupan di dunia  hakikatnya hanya sementara sebagai mana kita menghampiri suatu tempat untuk istirahat saat kita ingin menuju ke tujuan tempat yang kita inginkan.
                    Oleh karena itu kita Sebagai umat muslim kita harus paham betul dalam memaknai kehidupan di dunia ini karena dalam Al Qur'an sendiri telah di ajarkan dan di terangkan bahwasanya nya Allah SWT menciptakan kita di dunia ini untuk menjadi Khalifah  yang tujuannya itu sendiri untuk selalu beribadah kepada Allah SWT. Karena pada hakikatnya segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini bisa bernilai ibadah selama kita sungguh-sungguh dan ikhlas mengerjakannya kita niatkan hanya karena Allah SWT bukan untuk mengharapkan pujian dari orang lain dan lain hal sebagainya.

Share:

Membingkai intelektual mahasiswa dengan adab para ulama dan dai

Membingkai intelektual mahasiswa dengan adab para ulama dan dai
Oleh : Muhammad faiz alhafidz 

Dalam satu kesatuan amal jama’i ada orang yang mendapatkan nilai tinggi karena ia betul-betul sesuai dengan tuntutan dan adab amal jama’i. Kejujuran, kesuburan, kejernihan dan kehangatan ukhuwahnya betul-betul terasa. Keberadaannya menggairahkan dan menenteramkan. Namun perlu diingat, walaupun telah bekerja dalam jaringan amal jama’i, namun pertanggungjawaban amal kita akan dilakukan di hadapan Allah SWT secara sendiri-sendiri.
Karenanya jangan ada kader yang mengandalkan kumpulan-kumpulan besar tanpa beru-saha meningkatkan kualitas dirinya. Ingat suatu pesan Rasulullah SAW: Man abtha-a bihi amaluhu lam yusri’ bihi nasabuhu (Siapa yang lamban beramal tidak akan dipercepat oleh nasabnya ).  
Makna tarbiah itu sendiri adalah mengharuskan seseorang lebih berdaya, bukan terus menerus menempel dan tergantung pada orang lain. Meskipun kebersamaan itu merupakan sesuatu yang baik tapi ada saatnya kita tidak dapat bersama, demikian sunahnya. Sebab kalau mau, para sahabat Rasulullah SAW bisa saja menetap dan wafat di Madinah, atau terus menerus tinggal ber-mulazamah tinggal di masjidil Haram yang nilainya sekian ra-tus ribu atau di Masjid Nabawi yang pahalanya sekian ribu kali. Tapi mengapa makam para Sahabat tidak banyak berada di Baqi atau di Ma’la. Tetapi makam mereka banyak bertebaran jauh, beribu-ribu mil dari negeri mereka.  
Sesungguhnya mereka mengutamakan adanya makna diri mereka sebagai perwujudan firman-Nya: Wal takum minkum ummatuy yad’una ilal khoir. Atau dalam firmanNya: Kuntum khoiro ummati ukhrijat linnasi (Kamu adalah sebaik-baiknya ummat yang di-tampilkan untuk ummat manusia. Qs. 3;110). Ummat yang terbaik bukan untuk disem-bunyikan tapi untuk ditampilkan kepada seluruh ummat manusia. Inilah sesuatu yang sangat perlu kita jaga dan perhatikan. Kita semua beramal tapi tidak larut dalam kesendirian. Hendaklah ketika sendiri kita selalu mendapat cahaya dan menjadi cahaya yang menyinari lingkungan sekitarnya.
Jangan ada lagi kader yang mengatakan, saya jadi buruk begini karena lingkungan. Mengapa tidak berkata sebaliknya, karena lingkungan seperti itu, saya harus mempenga-ruhi lingkungan itu dengan pengaruh yang ada pada diri saya. Seharusnya dimanapun dia berada ia harus berusaha membuat kawasan-kawasan kebaikan, kawasan cahaya, kawas-an ilmu, kawasan akhlak, kawasan taqwa, kawasan al-haq,setelah kawasan-kawasan tadi menjadi sempit dan gelap oleh kawasan-kawasan jahiliyah, kezaliman, kebodohan dan hawa nafsu. Demikianlah ciri kader PK, dimanapun dia berada terus menerus memberi makna kehidupan. Seperti sejarah da’wah ini, tumbuh dari seorang, dua orang kemudian menjadi beribu-ribu atau berjuta-juta orang.  
Sangat indah ungkapan Imam Syahid Hasan Al Banna, "Antum ruhun jadidah tarsi fi ja-sadil ummah". Kamu adalah ruh baru, kamu adalah jiwa baru yang mengalir di tubuh ummat, yang menghidupkan tubuh yang mati itu dengan Al-Qur’an.
Jangan ada sesudah ini, kader yang hanya mengandalkan kerumunan besar untuk mera-sakan eksistensi dirinya. Tapi, dimanapun dia berada ia tetap merasakan sebagai hamba Allah SWT, ia harus memiliki kesadaran untuk menjaga dirinya dan taqwanya kepada Allah SWT, baik dalam keadaan sendiri maupun dalam keadaan terlihatorang. Kemana-pun pergi, ia tak merasa kesunyian, tersudut atau terasing, karena Allah senantiasa ber-samanya. Bahkan ia dapatkan kebersamaan rasul-Nya, ummat dan alam semesta senanti-asa.  
Kehebatan Namrud bagi Nabi Ibrahim AS tidak ada artinya, tidaklah sendirian. ALLAH bersamanya dan alam semesta selalu bersamanya. Api yang berkobar-kobar yang dinya-lakan Namrud untuk membinasakan dirinya, ternyata satu korps dengannya dalam menu-naikan tugas pengabdian kepada ALLAH. Alih-alih dari menghanguskannya, justeru ma-lah menjadi "bardan wa salaman" (penyejuk dan penyelamat). Karena itu, kader sejati yakin bahwa Allah SWT akan senantiasa membuka jalan bagi pejuang Da’wah sesuai dengan janji-Nya, In tansurullah yansurukum wayu sabit akdamakum (Jika kamu meno-long Allah, Ia pasti akan menolongmu dan mengokohkan langkah kamu)  
Semoga para kader senantiasa mendapatkan perlindungan dan bimbingan dari Allah SWT ditengah derasnya arus dan badai perusakan ummat. Kita harus yakin sepenuhnya akan pertolongan Allah SWT dan bukan yakin dan percaya pada diri sendiri. Masukkan diri kedalam benteng-benteng kekuatan usrah atau halaqah tempat Junud Da’wah melingkar dalam suatu benteng perlindungan, menghimpun bekal dan amunisi untuk terjun ke arena pertarungan Haq dan bathil yang berat dan menuntut pengorbanan.  
Disanalah kita mentarbiah diri sendiri dan generasi mendatang. Inilah sebagian pelipur kesedihan ummat yang berkepanjangan, dengan munculnya generasi baru. Generasi yang siap memikul beban da’wah dan menegakan Islam. Inilah harapan baru bagi masa depan yang lebih gemilang, dibawah naungan Alqur-an dan cahaya Islam rahmatan lil alamin. 
Share:

Tetap jadi Santri Kapanpun dan Dimanapun

Tetap jadi Santri Kapanpun dan Dimanapun

    Mendengar kata Santri  pasti kita akan menhubungkannya dengan Pondok Pesantren. Karena  pada umumnya masyarakat menyebut orang-orang yang belajar ilmu agama islam di pondok pesantren dengan sebutan santri. Tetapi hal itu masih kurang tepat karena apabila seorang santri hanya menimba ilmu di pesantren dan setelah keluar dari  pesantren dia tidak menyebarkan dan mencari ilmu apalagi menganggur maka dia bukanlah santri yang sesungguhnya.
    Santri yang sesungguhnya itu memiliki lima makna penting. Yang pertama, seorang santri harus menjadi pelopor kebaikan dimanapun dia berada entah di rumah, masyarakat maupun lingkungan sekitar. Yang kedua, santri merupakan calon kader ulama yaitu calon yang kelak diharapkan menjadi penerus para ulama karena jika bukan santri siapa lagi. Yang ketiga, seorang santri harus meninggalkan yang namanya maksiat. Yang keempat dan kelima, syarat yang harus dimiliki seorang santri yaitu selalu mencari Ridho Allah dan selalu memiliki sifat yaqin yaitu sifat teguh pendirian yang ada dalam hati atas ketentuan-ketentuan Allah.
    Kelima makna diataslah yang harus menjadi karakter dan syarat yang dimiliki para santri agar mendapat kesuksesan dan kemuliaan di kehidupan dunia dan akhirat. Dan tidak hanya itu, seorang santri juga harus selalu menjaga kehormatan gelar santrinya tersebut dan mencari ilmu seluas-luasnya dimanapun mereka berada. Itulah Santri yang sesungguhnya.
Oleh : Muhammad Ridho Muhyiddin
Share:

Kepuasan yang Hakiki

Kepuasan yang Hakiki
    Banyak pengusaha atau pebisnis yang berpikir kepuasan itu ketika memperoleh keuntungan yang besar dari usaha atau bisnis yang dijalaninya. Sehingga melupakan sesuatu yang penting dari usaha atau bisnis tersebut dikarenakan terlalu senang atas keuntungan yang mereka peroleh tersebut. Padahal apa yang mereka peroleh tersebut adalah pemberian dari Allah SWT Sang Pemberi Rezeki. 

    Sehingga kepuasan menurut para pengusaha atau pebisnis itu bukanlah kepuasan yang hakiki. Karena kepuasan yang hakiki itu bukanlah seberapa besar dan banyak yang kita peroleh melainkan seberapa besar kita mau mensyukurinya. Karena dengan kita mensyukuri apa yang kita peroleh, kita akan mendapatkan berkah dari apa yang kita peroleh tersebut.

    Seperti yang dijelaskan di dalam surat At Takatsur bahwa ciri dari manusia adalah selalu mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya sehingga lalai atas Tuhannya. Asyik dengan harta, pangkat dan jabatan. Dan ketika manusia dipanggil oleh Allah SWT barulah mereka menyadari. Sungguh, hanya sedikit dari manusia yang merasakan kepuasan hakiki yaitu orang-orang yang selalu istiqamah dalam bersyukur atas apa yang mereka miliki dan peroleh. Dan kepuasan yang hakiki tersebut adalah kepuasan yang datang dari Allah, mencintaiNya dan RasulNya.

Oleh : Muhammad Ridho Muhyiddin

Share:

"Kemerdekaan" apa kata mereka



  Perjuangan melawan penjajah untuk mewujudkan suatu kemerdekaan bukanlah suatu perkara yang dapat kita pandang sebelah mata karena tidak hanya jiwa dan raga yang harus di pertaruhkan bahkan nyawa pun menjadi pengorbanan untuk mewujudkan ciat-cita suatu bangsa untuk meraih kebebasan dan kemerdekaan suatu bangsa. Sebagaimana para pahlawan kita dahulu bagaimana mereka berjuang mengorbankan segala keringat, pikiran, jiwa, raga, bahkan nyawa mereka pertaruh kan demi kita anak dan cucu mereka agar kita dapat merasakan indahnya kebebasan dan kemerdekaan tanpa harus ikt merasakan kesedihan dan kepedihan dalam perjuangan untuk memerdekakaan bangsa ini.
                   Terutama kita sebagai umat muslim kita tidak boleh mengabaikan apalagi melupakan jasa para pahlawan kita bagai mana dahulu para pahlawan muslim kita telah  memerjuangkan negara kita dengan tulus dan ikhlas karena Allah SWT dengan menyerukan kalimat “takbir dan merdeka atau mati” mereka rela meninggalkan segala hal demi pengabdianya pada negri ini. Mendengar kalimat ini tentu hendaknya kita sebagai pemuda bangsa ini sadar dan mengintropeksi diri apa saja yang telah kita lakukan selama ini dalam melanjutkan estafet perjuangan para pahlawan kita terdahulu. Tentu kita tidak ingin menjadi generasi yang merusak bangsa sendiri  dengan tawuran, minum-minum, narkoba, pergaulan bebas, dan hal-hal negatif lainya tanpa tahu bagaimana para pahlwan kita dahulu berjuang.
                    Lalu, bagaimana seharusnya pemuda muslim memaknai kemerdekaan bangsa ini agar kita sebagai pemuda muslim tidak menjadi pemutus estafet perjuangan para pahlawan terdahulu;
“ Merdeka bagi saya merupakan suatu kenikmatan yang amat teramat besar yang Allah SWT berikan kepada warga negara indonesia ini. Oleh karena itu Saya rasa kemerdekaan indonesia pada 17 Agustus 1945 itu bukanlah akhir dari perjuangan bangsa ini namun, ini adalah permulaan yang harus di hadapi bangsa ini dalam mamajukan suatu bangsa. Saya juga merasa bahwa bangsa ini sampai saat ini masih terjajah walaupun tidak secara kasat mata terlihat nyatanya masih banyak tantangan lain yang harus di hadapi bangsa ini maka dari itu kita sebagai pemuda bangsa ini harus memiliki kesadaran dan pemikiran yang besar demi memerdekakan bamgsa ini secara utuh.” Kata Ryan Maulana ( Santri Daar El Manshur ).
“ kemerdekaan adalah suatu hal yang mencerminkan sikap terbebas dari hal-hal yang membuat rakyat menjadi sengsara, oleh karena itu marilah kita teruskan perjuangan para pahlawan kita terdahulu dengan cara bersungguh-sungguh dalam belajar dan mencapai tujuan.”  Kata Rifaldi ( Santri Daar El Manshur ).
  “ Merdeka bagi saya adalah berarti kita telah terbebas dari segala apapun yang mangganggu/menghalangi kita dalam meraih tujuan baik itu berupa kajahatan, kemiskinan, kesengsaraan dan hal-hal lain yang menghalangi kita dari segala apaun. Kemerdekaan yang telah di raih para pahlawan ini harus kita jaga dengan segenap tumpah dan darah kita sebagaimana para pahlawan kita dahulu juga mengorbankan jiwa dan raganya demi kemerdekaan bangsa ini.” Kata Sultan ( Santri Daar El Manshur ).
                    Dari beberapa ungkapan di atas pada hakikatnya kita sebagai pemuda penerus bangsa ini kita tidak boleh menyia-nyiakan apa yang telah di perjuangakan oleh para pahlawan kita terdahulu. Kita harus dapat turut andil dalam memajukan bangsa ini dengan cara belajar secara sungguh-sungguh, tidak malas-malasan, dan meninggalkan segala hal yang bersifat sia-sia  serta tidak bermanfaat. kita harus mulai berfikir dan bertindak bagaimana cara agar negara ini dapat maju dan terbebas secara utuh dari segala hal penjajahan baik itu yang terlihat secara kasat mata maupun yang tak terlihat. Karena inilah tugas kita sebagai generasi penerus bangsa ini, karena ada di tangan kitalah masa depan bangsa ini sebagai pemimpin-pemimpin di masa yang akan datang. 
Share:

Menjadikan Petani Milenial Menuju Jawa Barat Juara Lahir Batin

Menjadikan Petani Milenial Menuju Jawa Barat Juara Lahir Batin

Senin, 15 Juli 2019 minggu lalu provinsi Jawa Barat mengadakan suatu event besar yang diadakan 2 tahun sekali selama empat hari.
Dalam rangka memperingati Hari Krida Pertanian (HKP) seluruh Jawa Barat dengan tema “menjadikan petani milenial menuju jawa barat juara lahir batin” bertempat di lapangan Dadaha, Tasikmalaya.
   
Dalam acara ini dihadiri oleh seluruh petani yang aktif dalam organisasi petani yaitu Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) seluruh wilayah yang ada di Jawa Barat.
Acara ini hairi oleh Wali kota dan Wakilnya kota Tasikmalaya dan wakil gubernur Jawa Barat. “Tujuannya dengan di adakannya kegiatan tersebut supaya petani di Indonesia khususnya di Jawa Barat melek hasil taninya serta diiringi dengan teknologi yang sudah canggih dan modern agar para petani tidak ketinggalan yaitu dengan era teknologi milenial”, ujar bapak WaliKota Tasikmalaya ketika diawal pembukaan acara.

Selama 4hari disana banyak kegiatan acara seperti workshop, bincang dengan wirausaha muda, seminar, bazar sayur dan buah hasil pertanian setiap daerah dan kotanya yang ada di Jawa Barat, demo teknologi alat baru untuk petani dan bagaimana cara mengoperasikannya dan merawatnya, temu usaha agribisnis, temuwicara dengan dengan gubernur dan Kepala Dinas tentang pembangunan pertanian, serta diisi juga dengan lomba-lomba dan hiburan lokal Tasikmalaya.
Perlombaan diwajibkan setiap daerahnya untuk ikut andil meramaikan Hari Krida Pertanian (HKP) dengan berbagai lomba.

Salah satunya kota Depok ikut berperan aktif dan andil dalam kegiatan tersebut. Terutama kota Depok mengikuti semua setiap rangkaian perlombaanya. 
Setiap bidang perlombaan kota Depok mengirimkan perwakilannya. Lomba yang diikuti oleh kota Depok diantarannya lomba paduan suara menyanyikan lagu MARS KTNA dan lagu khas daerah Sunda, asah terampil, stand pameran, lomba penyajian buah dan sayur unggulan setiap daerah masing-masing, lomba mengemas benih ikan lele, lomba inovasi teknologi, lomba bongkar dan pasang mesin traktor, lomba okulasi bibit buah, lomba kupas belah dan cungkil kelapa, lomba sexing DOC, lomba pasang alat jejer legowo, dan lomba pembuatan vlog.

Hari Krida Pertanian (HKP) itu merupakan hari ulang tahun para petani di Indonesia khususnya di Jawa Barat, tujuannya adalah untuk mengenalkan hasil tanaman buah dan sayur-mayur unggulan disetiap daerahnya baik di Perkotaan dan Kabupatennya.
Menurut saya ini adalah acara sangat menarik, karena dizaman era milenial ini apalagi anak muda zaman sekarang bisa dikatakan sebagian sudah tidak peduli dengan lahan pertanian terutama di kota Depok ini. Padahal sebagian besar penduduk Indonesia khususnya di Kota Depok adalah memakan hasil pertanian, seperti sayur-mayur, buah-buahan, dan lain-lainnya. 
Dengan adanya kegiatan ini mudah-mudahan saya selaku anak muda milenial bisa terpacu dan termotivasi untuk mengembangkan sektor pertanian di Kota Depok.

By: Deden Mutasari
Share:

Ponpes Daar El Manshur mengadakan sholat 'iedul adha berjamaah


Minggu (12/08/19) Pondok Pesantren Daar El Manshur telah mengadakan Sholat 'Iedul Adha berjamaah yang diikuti oleh seluruh Santri, Ustadz dan Ustadzah dan penghuni Pondok lainnya. Sholat 'Ied ini dibawakan oleh Ust. Agung sebagai MC, Ust. Azmi sebagai Imam, Ust. Amin sebagai Bilal, Ust. Lutfi Zulkarnain sebagai Khotib ' Iedul Adha. 
Share:

Pencak Silat Daar El Manshur berhasil menyabet medali emas dan perak di Kejuaraan SJT Open II Tingkat Nasional


Senin (05/08/19) Alhamdulillah Ekskul Wajib Pencak Silat Daar El Manshur telah mengikuti Kejuaraan Pencak Silat Satria Jakarta Timur Open II Tingkat Nasional pada tanggal 3-4 Agustus 2019 lalu dengan mengirimkan 15 Santri dan menyabet 8 Medali Emas dan 7 Medali Perak. 
Santri yang mendapat medali emas antara lain :
1. Ibrahim Liu kelas 2 asal NTT
2. Jumardin Belle kelas 2 asal NTT
3. M. Jundi Makarim kelas 2 asal Bogor
4. Albie Nugroho kelas 2 asal Tangsel
5. Ali Fathan Mubin kelas 2 asal Depok
6. Muhammad Farid kelas 2 asal Tangsel
7. Sulthan Khalifah P kelas 2 asal Tangsel
8. Muhammad Rifaldi kelas 2 asal Tangsel
Dan Santri yang mendapat medali perak antara lain :
1. Dalil Gunawan kelas 2 asal NTT
2. M. Ayyasy R kelas 2 asal Depok
3. Guswandi Banfatin kelas 2 asal NTT
4. M. Tsabat Haroki kelas 2 asal Tangsel
5. Vicky Ramadhan kelas 2 asal Jakbar
6. Abdul Wahid Ihsan kelas 2 asal NTT
7. Wildan Hasan kelas 2 asal Tangsel
Barakallah fiikum kepada Nama-nama diatas atas prestasinya di Kejuaraan Pencak Silat. Semoga dengan adanya prestasi ini Pondok Pesantren Daar El Manshur bisa menjadi lebih maju dan lebih banyak direkomendasikan oleh banyak orang. Aamiin ya rabbal alamiin.
(Sekret/M. Ridho) 
Share: