Jihad

 

Jihad

Oleh : Haikal Insan

Apa itu jihad ? Sesuatu yang terbesit di dalam pikiran orang awam saat mendengar kata ‘Jihad’ biasanya adalah perang, padahal pengertian jihad jauh lebih luas daripada itu. Jihad secara bahasa atau etimologi diambil dari bahasa Arab Jahada Yajhadu yang memiliki Masdar (atau yang kita sebut sebagai hasil dari sebuah perbuatan) Jihad yang memiliki beberapa pengertian, yaitu bersungguh-sungguh, berusaha dalam keadaan sulit, bekerja lebih keras daripada orang lain, dan lain-lain.

            Sedangkan pengertian jihad secara istilah atau terminologi adalah semua usaha, pekerjaan, dan pejuangan dalam menyebarkan dan menegakkan agama Allah yaitu Islam. Jadi yang dinamakan jihad itu bukan hanya perang yang membela atau menegakkan agama Allah atau Islam. Tapi kenapa kata-kata ‘Jihad” identik dengan perang ? Hal ini memang disebabkan oleh peperangan yang sering terjadi pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, jihad yang sering dilakukan adalah dalam bentuk perang membela dan menegakkan agama Allah atau Islam karena pada zaman tersebut Islam adalah sebuah agama baru yang dianggap sebagai ancaman yang mengganggu kepercayaan masyarakat Arab Jahiliyah pada zaman tersebut. Maka dari itu, Islam dan pengikutnya yaitu kaum Muslimin sering mendapat gangguan dan serangan dari musuh-musuh islam pada zaman itu.

            Jika kita kembali pada pengertian jihad yang sebenarnya, yaitu semua usaha, pekerjaan, dan pejuangan dalam menyebarkan dan menegakkan agama Allah yaitu Islam, maka bisa kita simpulkan perang pada zaman Rasul adalah salah satu bentuk jihad. Bahkan pada zaman rasul pun jihad bukan hanya dalam bentuk perang, tetapi ada juga dalam bentuk dakwah dengan cara pengiriman utusan Rasulullah ke berbagai tempat, seperti contohnya, pengiriman Mush’ab bin Umair ke Madinah atau Yatsrib untuk berdakwah menyebarkan agama islam sebelum Rasulullah hijrah.

            Kedudukan jihad dalam islam adalah sebagai penjaga terhadap agama Islam itu sendiri. Jika kita mengumpamakan atau mengibaratkan agama islam sebagai sebuah rumah maka Iman adalah fondasi rumah tersebut karena iman lah yang menjadi dasar penopang seluruh syari’at islam, selanjutnya ada sholat yang menjadi tiang-tiang dari rumah tersebut karena dengan sholat lah ditegakkannya agama islam seperti sebuah rumah yang berdiri tegak karena tiang-tiangnya, lalu ada syari’at islam yang menjadi tembok bagi rumah tersebut karena syari’at inilah yang menjadi batas agar seorang muslim tidak keluar dari bangunan islam tersebut, dan yang terakhir jihadlah yang menjadi atap rumah tersebut karena dengan jihad lah agama islam masih ada dan berdiri tegak sama seperti atap sebuah rumah yang melindungi rumah tersebut dari panas, hujan, dan gangguan-gangguan lainnya.

            Sementara jika kita lihat di dalam Al Qur’an kedudukan orang-orang yang berjihad adalah seperti yang saya kutip dari surat Al Baqoroh ayat 218 yaitu sebagai berikut :

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ اُولٰۤىِٕكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ  218.

Yang memiliki arti sebagai berikut : Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Al Baqoroh : ayat 218). Dijelaskan dalam ayat tersebut orang-orang yang beriman dan berjihad di jalan Allah maka orang tersebut adalah orang-orang yang mengharapkan Rahmat atau kasih sayang dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

            Keutamaan jihad dalam islam jika kita lihat dari sudut pandang As Sunnah atau yang biasa disebut sebagai Hadits adalah sebagai berikut :

عَن عَبدِ الله بنِ مَسعًودِ رَضِيَ الله عَنهُ قَالَ: سَأَلتُ النَبِيَّ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَيُّ العَمَلِ أَحَبُّ إِلَى الله؟ قَالَ: “الصَلَاةُ عَلَى وَقتِهَا”, قُلتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: “بِرُّ الوَالِدَينِ”, قُلتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: “الجِهَادُ فِي سَبِيلِ الله”,

 Yang artinya adalah sebagai berikut : "Dari Abdullah Ibnu Mas’ud ra berkata, ‘Aku bertanya kepada Nabi Muhammad Saw tentang amalan yang paling disukai Allah Swt? beliau menjawab, Shalat pada waktunya. Kemudian apa? Kataku, beliau menjawab, “berbuat baik kepada kedua orangtua”. Kemudian apa? Kataku lagi. Beliau menjawab, “jihad fi sabilillah.” (HR. Bukhari). Dalam hadits tersebut disebutkan 3 amalan yang dicintai oleh Allah, yaitu sholat tepat waktu, berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tua, dan berjihad di jalan Allah. Maka dari itu jika dilihat dari hadits tersebut Jihad menempati urutan ketiga sebagai amalan yang dicintai oleh Allah. Urutan pertama diisi oleh sholat tepat waktu karena memang sholat adalah amalan paling penting bagi seorang muslim, sholat adalah pembeda antara seorang muslim dan seorang kafir. Urutan yang kedua adalah berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tua, amalan ini menempati urutan kedua karena berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua kita adalah sebagai balasan ata semua jasa yang telah mereka berikan kepada kita walupun kita tidak akan bisa membalas semua jasa mereka. Jihad menempati urutan ketiga karena berjihad menegakkan dan membela agama Allah adalah amalan yang sangat penting untuk menjaga eksistensi agama islam di dunia ini.

            Selanjutnya mari kita bahas terkait tingkatan jihad. Imam Ibnul Qayyim menjelaskan tingkatan jenis jihad ditinjau dari objeknya dengan meyatakan bahwa jihad memiliki empat tingkatan, yaitu :

1.     Jihad memerangi hawa nafsu

Jihad memerangi hawa nafsu adalah tingkatan jihad tertinggi menurut Imam Ibnul Qayyim karena hawa nafsu adalah hal yang paling sulit dilawan. Hawa nafsu terdapat dalam diri setiap manusia dan yang tahu cara melawan hawa nafsunya sendiri adalah setiap manusia itu sendiri karena hawa nafsu setiap manusia berbeda-beda.

2.     Jihad memerangi syaithon

Tingkatan jihad yang kedua adalah jihad memerangi syaithon. Jihad memerangi syaithon ini menempati tingkatan kedua karena syaithon adalah musuh abadi setiap muslim. Iblis dan para syaithon keturunannya memang telah bersumpah akan menjerumuskan manusia sebagai keturunan bani adam ke dalam setiap perbuatan buruk agar manusia gagal masuk Surga dan masuk Neraka.

3.     Jihad memerangi orang munafik

Jihad memerangi orang munafik menempati tingkatan jihad yang ketiga karena orang-orang munafik lebih susah diketahui daripada orang kafir. Istilahnya adalah musuh dalam selimut, mereka sholat bersama kita, mereka puasa bersama kita, tetapi ternyata semua itu adalah tipu daya mereka untuk menyesatkan kita.

4.     Jihad memerangi orang kafir

Tingkatan jihad yang keempat adalah jihad memerangi orang kafir. jihad memerangi orang kafir menempati tingkatan yang keempat karena orang-orang kafir tidak akan pernah ridho dan rela agama islam berjaya di muka bumi ini. Mereka akan terus mencari cara untuk menjatuhkan agama islam.

            Setelah itu, marilah kita bahas kedudukan seorang Syahid. Sebelum kita membahas kedudukannya mari kita ketahui pengertian dari Syahid. Syahid secara Bahasa atau etimologi diambil dari Bahasa Arab yaitu Syahida Yasyhadu dari Fa’ilnya (atau yang biasa kita sebut sebagai orang yang mengerjakan perbuatan tersebut) Syahid. Sedangkan menurut agama islam Syahid adalah sesorang yang gugur atau mati atau meninggal saat sedang membela dan menegakkan agama Allah atau bisa kita sebut sebagai orang yang mati saat sedang berjihad. Pengertian jihad bukan hanya perang membela agama islam, tetapi semua usaha yang dilakukan untuk membela dan menegakkan agama islam. Maka selama orang itu sedang berusaha untuk membela dan menegakkan agama islam dan dia mati karena usahanya tersebut, maka orang itu bisa disebut Syahid.

            Kedudukan orang-orang yang mati sebagai Syahid sangatlah agung dalam islam. Disebutkan dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala surat An Nisa ayat 69, yaitu sebagai berikut :

وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَالصّٰلِحِيْنَ ۚ وَحَسُنَ اُولٰۤىِٕكَ رَفِيْقًا  69.

Yang memiliki arti sebagai berikut : Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya (An Nisa : ayat 69). Betapa agungnya kedudukan Syahid di sisi Allah sampai Allah menyandingkan dalam firmannya seorang syahid dengan para Nabi, para pencinta kebenaran, dan juga dengan orang-orang saleh karena berkat jasa para syuhada inilah agama islam masih tegak dan berjaya di muka bumi ini, Wallahu A’lam Bishshawab.

Share:

Dasar dan Prinsip Ekonomi Islam


 

Dasar dan Prinsip Ekonomi Islam

oleh : Haikal Insan, Nim : 42002030

Pengertian Ilmu Ekonomi

     Ilmu ekonomi adalah ilmu yang membahas bagaiman cara memenuhi kebutuhan di tengah keinginan yang selalu baru dan kelangkaan faktor-faktor ekonomi. Dari definisi tersebut, maka tugas ilmu ekonomi adalah mencari solusi agar kebutuhan manusia dapat tetap terpenuhi menghadapi dua persoalan ekonomi, yaitu kebutuhan yang terus berkembang dan kelangkaan faktor-faktor ekonomi.

    Menurut para ahli ekonomi, kebutuhan manusia tidak terbatas, dari waktu ke waktu terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Bila dahulu listrik tidak menjadi kebutuhan, maka kini energi listrik menjadi kebutuhan primer bagi setiap orang, terutama masyarakat yang tinggal di perkotaan. Di sisi lain, faktor-faktor ekonomi menurut mereka terus berkurang. Banyak lahan pertanian diubah menjadi daerah perumahan dan real estate, sehingga faktor ekonomi berupa pertanian kini berkurang.

        Di tengah dua permasalahan inilah, ilmu ekonomi dituntut untuk menyelesaikan permasalahannya, sehingga manusia tetap dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Yang pertama adalah permasalahan keinginan manusia yang terus berkembang, dan di sisi lain permasalahan berupa kelangkaan sumber-sumber ekonomi. Perlu diketahui, bahwa definisi ekonomi tersebut dibangun di atas dasar pola pikir sekulerisme, yakni suatu paham atau aliran yang menyatakan bahwa kehidupan ini harus dipisahkan dengan agama. Akibatnya definisi dan pengertian ilmu ekonomi pun telah terlepas dari nilai-nilai agama. Sehingga dari definisi ini dapat kita simpulkan sebagai berikut:

            Pertama, manusia dalam ilmu ekonomi barat adalah objek ekonomi, karena dia merupakan sesuatu yang menjadi tujuan dari adanya ilmu ekonomi, bukan dijadikan sebagai subjek yang menentukan arah perkembangan ekonomi.

            Kedua, definisi ini telah jauh dari nilai-nilai agama karena definisi ini meyakini bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak memberikan cukup rezeki kepada makhluk-makhluk-Nya, seakan rezeki Allah itu bersifat langka dan selalu berkurang.

Ketiga, definisi ini meyakini kelangkaan rezeki Allah, maka timbullah teori baru yang disebut Family Planning (Keluarga Berencana), yang memberi pengertian pembatasan kelahiran anak, dalam rangka menyesuaikan antara faktor produksi yang terus berkurang dengan jumlah manusia yang menggunakan faktor produksi tersebut.

Keempat, definisi ini tidak membedakan antara want (keinginan) dan needs (kebutuhan), padahal antara want dan needs sangatlah berbeda. Want (keinginan) tidak ada batasnya, sedangkan needs (kebutuhan) mempunyai tingkatan dan prioritas.

Kelima, definisi ini tidak mengaitkan usaha pemenuhan kebutuhan dengan ajaran agama, sehingga dikhawatirkan adanya upaya menghalalkan berbagai cara dalam usaha memenuhi kebutuhan manusia.

Pengertian Ilmu Ekonomi Islam

            Oleh sebab terlepasnya definisi ekonomi konvensional dari nilai-nilai ajaran agama islam, maka ilmu ekonomi islam menjadi salah satu alternatif mengisi kekosongan itu, bahkan menjadi pengganti sistem ekonomi konvensional yang telah membuat banyak negara gagal dengan sistem tersebut. Ilmu ekonomi islam dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu yang membahas tentang cara memenuhi kebutuhan manusia dengan pemafaatan faktor-faktor produksi yang tersedia secara optimal dan pendistribusiannya sesuai dengan ajaran syari’at islam.

            Dalam definisi ini terkandung ajaran islam sebagai pedoman dalam melaksanakan aktifitas ekonomi, mulai dari produksi, konsumsi hingga distribusi. sehingga setiap aktifitas dan usaha untuk memnuhi kebutuhan manusia harus sesuai dengan ajaran islam. Dalam definisi ini juga, tidak menjadikan kelangkaan sumber-sumber ekonomi menjadi suatu masalah. Masalah utama menurut definisi ini adalah ketidakoptimalannya memanfaatkan sumber-sumber ekonomi yang telah disediakan Allah. Sebab, pada dasarnya Allah telah memberi rezeki kepada para makhluk-Nya dengan cukup.

            Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ 6.

Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Hud: 6). Yang dimaksud dengan binatang melata adalah segenap makhluk Allah yang bernyawa.

            Dengan demikian, maka permasalahan utama pada ekonomi adalah bukan terletak pada kelangkaan sumber-sumber ekonomi yang tersedia karena hal itu semuasnya telah dicukupkan oleh Allah. Yang menjadi permasalahan ekonomi menurut islam adalah masalah kurangnya pemanfaatan sumber ekonomi yang telah dfisediakan oleh Allah. Oleh sebab itu, menurut ekonomi islam, faktor utama kemajuan dan perkembangan ekonomi bukanlah terletak pada faktor-faktor produksi atau sumber-sumber ekonomi, seperti tanah (land), pekerjaan (labour), atau modal (capital). Akan tetapi faktor utama bagi perkembangan ekonomi adalah manusianya itu sendiri. Oleh sebab itu, Al Qur’an dan Al Hadits begitu serius memperhatikan sumber daya manusia, mengarahkannya dan memberikan petunjuk yang begitu lengkap, agar mereka hidup bahagia dan sejahtera di dunia dan di akhirat.

                        Salah satu arahan Al Qur’an kepada manusia adalah agar mereka menuntut ilmu. Sebab, dengan ilmulah manusia dapat menciptakan suatu kemajuan, termasuk kemajuan di bidan ekonomi. Sebagai contoh, di bidang pertanian, dahulu kala para petani hanya mengalami panen setahun sekali. Namun, berkat ilmu yang diberikan Allah kepada manusia, kini para petani dapat mengalami panen dua kali bahkan tiga kali dalam setahun. Sehingga kekhawatiran para ahli ekonomi konvensional agar dikembangkannya program family planning (keluarga berencana) dalam pengertian pembatasan kelahiran manusia dapat ditepis. Sebab, ternyata pertumbuhan penduduk tidak selamanya mengakibatkan ketimpangan ekonomi jika perhatian pada peningkatan kualitas manusianya dapat terwujud. Sebagai contoh, dahulu kala saat penduduk manusia masih sedikit, kita sebagai masyarakat jarang sekali mengkonsumsi daging ayam atau daging sapi. Bahkan ada ungkapan, bahwa kita dapat mengkonsumsi daging ayam dan daging sapi jika ada acara-acara tertentu, contohnya seperti pernikahan. Namun, justru saat ini, dengan jumlah penduduk yang semakin banyak dan meledak, kita mudah mengkonsumsi daging ayam atau daging sapi, kapanpun kita menghendakinya, tidak harus menunggu-nunggu acara tertentu. Ini menunjukan bahwa bertambahnya penduduk manusia tidak akan menyebabkan kekurangan rezeki jika manusianya berkualitas dengan ilmu, terlebih jika dapat memanfaatkan rezeki yang tersedia ini dengan sebaik dan seoptimal mungkin sesuai dengan ajaran agama islam. Wallahu A’lam Bishshawab.





Daftar Pustaka

Abdul Apip, S.E (2019). Akad-Akad Bank Syari'ah. Bogor: Pustaka Multazam.

Abdul Apip, S.E. (2019). Lembaga Keuangan Syari'ah. Bogor: Pustaka Multazam.

KH. Muhammad Jamhuri, Lc. M.A. (2016). Dasar dan Prinsip Ekonomi Islam. Bogor: Pustaka Multazam.

KH. Muhammad Jamhuri, Lc. M.A. (2018). Fiqih Riba & Gharar. Bogor: Pustaka Multazam.

Nuqaly, I. (2017). Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Bogor: Pustaka Multazam.

 

 

Share:

Santri Daar El Manshur Menjuarai Lomba di Ulumul Qur'an CUP22


DAAR EL-MANSHUR Mengutus beberapa santri untuk mengikuti perlombaan dalam rangka memeriahkan acara Ulumul Qur'an CUP22  yang diadakan oleh Pondok pesantren Ulumul Qur'an Depok ,yang dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2022.




Diakhir acara  ,Alhamdulillah  kami sangat bersyukur atas prestasi yang di capai oleh 2 santri yang  mendapatkan juara ,yaitu Siti Basmah Hafidzah yang berhasil membawa pulang piala juara 1 pidato Bahasa Inggris tingkat SMA Sederajat. Dan Rajib Nahwan Juanda yang juga berhasil membawa piala kemenangan Juara 2 Pidato Bahasa Arab tingkat SMA sederajat. 




Segenap keluarga pondok pesantren Daar El Manshur Sangat bersyukur dan bangga atas prestasi yang diraih. Kita semua begitu mengapresiasi atas kemenagan mereka dan mengucapkan selamat yang sebesar-besarnya kepada  mereka atas prestasi yang sudah di raih.

 Semoga prestasi ini  dapat menjadi awal akan keberhasilan di masa yang akan datang,dan menjadi wasilah ,meningkatkan semangat santri-santri yang lain untuk terus berkarya dan berprestasi.


Quraish Shihab mengulas :


Tahukah Anda setiap matahari terbit ada malaikat yang berucap atas nama waktu?


"Aku waktu. Aku datang. Tetapi ketahuilah bahwa aku tidak akan kembali lagi."


Waktu adalah modal manusia yang termahal. Jika kita luput mendapatkan harta, esok hari kita masih bisa mendapatkannya. Begitu juga dengan ilmu.

Lain halnya jika kita bicara soal waktu. Jika waktu kita berlalu hari ini, jangan harap waktu itu akan kembali lagi.


Bagi orang barat, waktu adalah uang. Untuk umat Muslim, waktu adalah pedang. Kalau kita tidak menggunakannya, maka ia yang akan menebas kita.


Jazakumullah khairan katsiran

Share:

UKTS 2022 (Ujian Kenaikan Tingkat Siswa Tapak Suci Putra Muhammadiyah)


 DAAR EL-MANSHUR telah berkolaborasi dan menjadi tuan Rumah dalam  kegiatan UKTS 2022 (Ujian Kenaikan Tingkat Siswa Tapak Suci Putra Muhammadiyah) PIMDA 083 TAPAK SUCI KOTA DEPOK.

 di laksanakan dari tanggal 22 - 23 Januari 2022. Dengan Tema "Membangun generasi yang berakhlak Karimah"




Kegiatan ini Di sambut gembira dan Antusias dari santri/wasantriwati yang secara tidak langsung menunjukan mereka siap untuk menjadi pelopor perubahan bagi Ummat dimasa yang akan datang.



Acara UKTS ini juga turut di hadiri oleh Ketua Muhammadiyah

Sekum muhammadiyah dan Ketua pimda tapak suci Depok.


 UKTS ini diadakan Tujuannya, supaya dengan adanya ujian ini para siswa / peserta tapak suci bisa  menambah wawasan dan pengalaman mengenai tapak suci,dan Naik nya tingkatan dari  jenjang dasar ke melati satu, melati dua dan seterusnya.

Peserta yang mengikuti dengan total keseluruhan adalah 450 peserta dari setiap jenjang pendidikan SD, SMP ,SMA se-Kota Depok.

 

Harapan dan do'a juga di sampaikan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Daar El-Manshur Abi Lutfi Zulkarnain S, Ag., M.E. Sy. Dan acaranya  Dibuka secara langsung Oleh Drs. H.Idrus Yahya Pimpinan  Muhammadiyah kota Depok .



"Kalau di sekitarmu begitu gelap dan mencekam,mungkin kamulah yg di taqdirkan untuk menjadi cahaya dan penenang bagi mereka.

bersabar dan semangat .ya?🔥



Jazakumullah khairan Katsiran .



Share:

Santri Berprestasi Daar El Manshur Dalam Perlombaan SCIENCE & SOCIAL COMPETITION SMA Negeri 3 Depok

 


DAAR EL-MANSHUR The Winner Of LCT IPS , yang diadakan oleh  3 ASSIC

SCIENCE & SOCIAL COMPETITION SMA Negri 3 Depok ,pada tanggal 13 Desember 2021 CONGRATULATIONS

"Victory is always possible for the person who refuses to stop fighting"


Diakhir acara 3ASSIC , kami sangat bersyukur atas prestasi yang di capai oleh 3 santri Ikhwan Daar El-Manshur.










Segenap keluarga pondok pesantren Daar El Manshur meng apresiasi atas kemenagan mereka dan mengucapkan selamat yang sebesar-besarnya kepada  Tim Muhammad Al Fatih yang beranggotakan , M.Toha, Restu Bintang ,dan Kevin FR

Atas prestasinya dalam meraih 

 JUARA (III) LCT IPS 3ASSIC 2021 

Semoga prestasi ini  dapat menjadi awal akan keberhasilan di masa yang akan datang.


Jazakumullah khairan katsiran

Share: